KATA PENGANTAR
Berkat rahmat, hidayah, dan inayah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, penulisan buku ini dapat diselesaikan. Kehadirat Sang Khalik Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang itu saya mengucapkan segala puji dan syukur yang tiada berhingga.
Salawat dan salam saya tujukan kepada Baginda Rasulullah SAW, para keluarga Baginda, sahabat-sahabat Baginda, dan para pengikut Baginda sampai ke akhir zaman. Berkat perjuangan Baginda Rasulullah SAW, umat manusia masa kini dan selanjutnya sampai ke akhir zaman dapat menikmati kecemerlangan cahaya ilmu-pengetahuan dan hikmah bertamadun.
Buku ini memerikan sejarah singkat bahasa Melayu Riau-Lingga sehingga diangkat menjadi bahasa nasional Republik Indonesia yang diberi nama secara politis bahasa Indonesia. Bahasa nasional Indonesia itu berasal dari bahasa Melayu Riau-Lingga, yang cakal-bakalnya telah berkembang dan menjadi lingua franca di Indonesia sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Pada zaman Kesultanan Riau-Lingga, bahasa Melayu dikembangkan dan dibina secara intensif oleh pakar linguistik ternama kala itu, Raja Ali Haji rahimahullah (1808-1873) dan teman-temannya, cende-kiawan Kesultanan Riau-Lingga, sehingga berkembang menjadi bahasa Melayu Tinggi. Bahasa Melayu Tinggi Riau- Lingga itulah, pada 28 Oktober 1928, diangkat menjadi bahasa Indonesia pada Kongres II Pemuda Indonesia di Jakarta, yang pengusulan nama baru itu telah dilakukan pada Kongres I Pemuda Indonesia di Jakarta pada 2 Mei 1926.
Bahasa Melayu Riau-Lingga yang kemudian secara nasional diberi nama bahasa Indonesia itu selanjutnya digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai bahasa pemer-satu dalam perjuangan melawan penjajah Belanda dan Jepang. Alhasil, dengan menggunakan bahasa yang sama, bangsa Indonesia berjaya merebut kembali kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Dalam perkembangannya setakat ini bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional masih mengalami pelbagai tantangan, baik secara internal maupun eksternal. Semua tantangan itu harus diatasi dengan benar agar kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara tetap berwibawa di kalangan anak bangsa seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Dengan demikian, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terpelihara sebagaimana mestinya. Buku ini ditulis dengan matlamat utama agar para pembaca mengetahui, memahami, dan menghayati perjuangan bangsa Indonesia mewujudkan bahasa nasional untuk mempersatukan bangsa yang majemuk dan besar ini. Bahasa Indonesia atau bahasa Melayu menjadi salah satu unsur pemersatu bangsa yang telah terbukti sejak sebelum bangsa Indonesia merdeka. Oleh sebab itu, perjuangan mempertahankan, mengembangkan, dan membina bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia.
Di dalam Gurindam Dua Belas (Haji 1847), Raja Ali Haji mengungkapkan, “Jika hendak mengenal orang yang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa.” Hal itu bermakna jati diri dan atau karakter suatu bangsa ditunjukkan oleh bahasanya. Semakin baik bahasa suatu bangsa, akan semakin baik pula karakter bangsa tersebut. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia.
Berlandaskan kenyataan itu, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara Republik Indonesia harus kita pertahankan sampai kapan pun. Apatah lagi, kontribusi positifnya dalam perjuangan dan pembangunan bangsa Indonesia telah terbukti secara signifikan.
Tanjungpinang, 10 November 2022
Penulis,
Dr. Drs. H. Abdul Malik, M.Pd.